Jumat, 17 April 2015

Perubahan Fisiologis dan Psikologis Wanita Pada Setiap Fase dalam Siklus Reproduksinya



Makalah Perubahan Fisiologis dan Psikologis Wanita Pada Setiap Fase dalam Siklus Reproduksinya
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IKD III

DosenPembimbing : SeptiKurniawati, SST

Description: logo

Disusun Oleh :
Kelompok 1
                                   

   AKES RUSTIDA
PRODI D-III KEBIDANAN
KRIKILAN-GLENMORE
2015






KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul “PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS WANITA PADA SETIAP FASE DALAM SIKLUS REPRODUKSINYA” dapat terselesaikan. Makalah ini kami buat untuk menambah pengetahuan bagi pembaca tentang kesehatan reproduksi.
Dengan terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada
       Septi Kurniawati,SST. selaku pembimbing dan dosen mata kuliah IKD III Akademi Kesehatan Rustida,
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini pada lain kesempatan.




Krikilan,24 Maret 2015



                                                                                                                                                                                                                                    penyusun





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang……………………………………………………1
1.2  Rumusan Masalah………………………………………………...1
1.3  Tujuan………………………………………………………….....1
1.3.1... Tujuan Umum………………………………………………..1
1.3.2... Tujuan Khusus……………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN
2.1     Anatomi sistem reproduksi wanita……………………………...2
2.1.1 Organ-organ eksternal Reproduksi…………………………..2
2.1.2 Organ-organ internal Reproduksi……………………………4
2.2     Hormon yang berperan dalam sistem reproduksi ……………...5
2.3     Perubahan fisiologis dan psiologis masa bayi dan anak………..7
2.4     Perubahan fisiologis dan psikologis masa usia subur …...…….8
2.5     Perubahan kejiwaan remaja…………………………………....11
2.6     Usia subur………………………………………………………13
BAB III PENUTUP
3.1    Kesimpulan.........................................................................................14
3.2    Saran…………………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
     Pada umumnya kehidupan manusia selalu berjalan seiring dengan waktu yang terus berputar. Dalam menjalani kehidupannya, manusia mengalami suatu proses yang sangat panjang, dimulai dari masa bayi hingga menginjak masa dewasa. Namun kehidupan manusia tidaklah monoton, artinya dalam setiap jenjang kehidupannya manusia akan mengalami perubahan-perubahan yang terjadi lambat tetapi pasti baik dari segi fisik maupun psikisnya. Antara pria dan wanita, mengalami siklus kesehatanyang berbeda, siklus kesehatan wanita dirasa lebih rumit dari pada siklus kesehatan pria. Hal ini salah satunya dikarenakan pria dan wanita mempunyai organ reproduksi yang berbeda. Oleh karena itu siklus kesehatan antara pria dan wanita tidaklah sama.
1.2  Rumusan masalah
1.      Bagaimana anatomi reproduksi wanita?
2.      Hormon apa yang mempengaruhi fungsi reproduksi?
3.      Bagaimana perubahan fisiologis dan psikologis bayi dan anak?
4.      Bagaimana perubahan fisiologis pada usia subur?
1.3  Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Menjelaskan perubahan fisiologis dan psikologis wanita pada setiap fase dalam siklus reproduksinya.
1.3.2 Tujuan khusus
1.      Menjelaskan anatomi reproduksi wanita.
2.      Menjelaskan hormon yang mempengaruhi fungsi reproduksi.
3.      Menjelaskan perubahan fisiologis dan psikologis bayi dan anak.
4.      Menjelaskan perubahan fisiologis pada usia subur (remaja-dewasa)



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi sistem reproduksi wanita
     Tugas utama dari sistem reproduksi wanita adalah untuk menghasilkan ovum, menerima sperma dari rumah penis dan memberikabn nutrisi embrio berkembang (janin), melahirkan dan menghasilkan susu untuk memberi makan anak.
Anatomi sisem reproduksi wanita dibagi menjadi 2, yaitu:
2.1.1. Organ- organ eksternal, terdiri dari:
1.      Vulva
Berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari muka kebelakang dan dibatasi dimuka oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil, dan dibelakang oleh perineum. Divulva 1-1,5cm dibawah klitoris ditemukan orifisium uretra eksternum (lubang kemih) berbentuk membujur 4-5mm. Tidak jauh dari lubang kemih dikiri dan dikanan bawahnya dapat dilihat ostia skene (analog dengan prostat laki-laki) Dikiri dan kanan bawah dekat fossa navikulare terdapat kelenjar bartholin, dengan ukuran diameter 1cm, pada koitus mengeluarkan getah lendir.
2.      Mons pubis
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis. Berfungsi untuk melindungi organ genetalia dari organnisme.
3.      Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis kearah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayor menyatu (pada commisura posterior). Berfungsi melindungi struktur alat kelamin yang berda di dalam dengan cara menutup.

4.      Labia minora
Suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam labia mayora. Kedepan kedua bibir kecil bertemu dan membentuk diatas klitoris preputium klitoridis dan di bawah klitoris frenulum klitoridis,kebelakang kedua bibir kecil juga bersatu dan membentuk fossa navikulare. Berfungsi sebagai saluran urine, pembukaan kelenjar bartolin dan juga skene atau festibula.
5.      Klitoris
Merupakan suatu bangunan sebesar kacang ijo yang terdiri dari : glan klitoris,korpus klitoris,krura klitoris. Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan karena banyak mengandung pembuluh darah dan serat saraf. Berfungsi untuk menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
6.      Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/ orificium, yaitu orificium urethrae externun, introitus veginae, ductus glandulae bartholonii kanan- kiri dan duktus skene kanan- kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis. Berfungsi untuk memproduksi lendir yang berfungsi sebagai pelumas.
7.      Introitus vagina
Terletak dibagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgin tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput darah/ hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum, atau fibriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan)





2.1.2. Organ- organ internal, terdiri dari:
1.      Vagina
Adalah tabung berotot memanjang dari uterus keluar tubuh. Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri dibagian kranial dorsal sampai ke vulva dibagian kaudal ventral. Fungsi vagina adalah untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
2.      Serviks (portio, kanalis servikalis)
Bagin terbawah uterus, terdiri dari pars veginalis(perbatasan/ menembus dinidng dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat, dan elastin. Berfungsi untuk membantu perjalanan sperma menuju ke rahim
3.      Uterus  (rahim)
Adalah organ dimana janin berkembang dan menerima nutrisi dan oksigen. Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri
4.      Dua tuba fallopi (saluran telur)
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm. Berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampaicavum uteri, tempat terjadinya fertilisasi, Saluran yang mengeluarkan hasil konsepsi, Fimbria mengangkat ovum yang keluar dari ovarium. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya

5.      Dua ovarium (indung telur)
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, fungsi ovarium adalah untuk ovulasi dan memproduksi hormon, dan sebagai tempat utama produksi hormon seks steroid (estrogen, progesteron, dan adtrogen dalam jumlah yamg dibutuhkan untuk pertumbuhan perkembangan dan fungsi wanita normal).
2.1.3 Organ reproduksi  ekstra gonadal
1) Payudara
Fungsi utama payudara adalah laktasi, di pengaruhi oleh hormone prolaktin dan oksitosin pasca persalinan. Kulit daerah payudara sensitive terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ. Payudara terletak di dinding depan fasia superfisialis antara tulang dada sampai tulang iga ke enam,bentuknya cembung kedepan berfariasi dan di tengah nya terdapat putting yang terdiri dari kulit dan jaringan erektil. Selain sebagai laktasi payudara juga berfungsi sebagai reproduksi asi untuk nutrisi bayi
2.2 Hormon- Hormon Yang Berperan Dalam Fungsi Sistem Reproduksi
2.2.1 Hormon- hormon reproduksi
a.       GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus ditolak. Fungsi GnRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpn balik ke hipotalamus sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
b.      FSH (Folikel Stimulating Hormone)
Diprodusi oleh sel sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan pada pematangan folikel san sel- sel granulosa di ovarium wanita


c.       LH (Luteinizing Hormone)
Diproduksi di sel- sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH. Berfungsi memicu perkembangan folikel (sel sel teka dan sel sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di peprtengahan siklus (LH- surge).
d.      LTH (Lactotrophic Hormone)
Diprodusi di hipofisis anterior, berfungsi untuk memicu atau meningkatkan produksi dan sekresi air susu oeh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi funsi korpus luteum.
e.       Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri- ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan, dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan bentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan serviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
f.       Progesterone
Hormon ini di produksi oleh korpus luteum. Progesterone berfungsi untuk mempertahankan ketebalan endometrium sehinggga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
g.      HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usiakehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10- 12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ ml), kemudian turun pada trimester  kedua (sekitar 1000 mU/ ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ke III (sekitar 10.000 mU/ml). berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus uterus dan produksi hormon- hormon steroid terutama pad masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunoloik. Deteksi HCG pada darah atau urin dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan.
2.3 Perubahan fisiologis dan psikologis masa bayi dan anak
2.3.1 fisiologis sistem reproduksi bayi dan anak
a)      Masa bayi
     Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi (Notoatmodjo, 2007). Selama periode ini, bayi sepenuhnya tergantung pada perawatan dan pemberian makan oleh ibunya.
    Nursalam, dkk (2005) mengatakan bahwa tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi menjadi masa neonatus dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan usia 29 hari-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter, 2005).
     Folikel promodial  (bakal telur) dikedua ovarium telah lengkap, yakni sebnyak 750.000 butir telur dan tidak dapat bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya. Alat kelamin luar dan dalam sudah terbentuk. Pada minggu pertama dan kedua, bayi masih mengalami pengaruh estrogen dari ibunya.
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Supariasa (2001) mengatakan pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal seperti biologis, termasuk genetik, dan faktor eksternal seperti status gizi.
1.      Faktor Internal (Genetik)
Faktor internal (genetik) antara lain termasuk berbagai faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa. Apabila potensi genetik ini dapat berinteraksi dengan baik dalam lingkungan, maka pertumbuhan optimal akan tercapai (Supariasa, 2001).
2.      Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain keluarga, kelompok teman sebaya, pengalaman hidup, kesehatan lingkungan, kesehatan prenatal, nutrisi, istirahat, tidur dan olah raga, status kesehatan, serta lingkungan tempat tinggal (Perry & Potter, 2005).
Wong, dkk (2008) mengatakan bahwa nutrisi memiliki pengaruh paling penting pada pertumbuhan. Bayi dan anak-anak memerlukan kebutuhan kalori relatif besar, hal ini dibuktikan dengan peningkatan tinggi dan berat badan.
b)      Masa kanak- kanak
Pertumbuhan alat kelamin tak memperlihatkan pertumbuhan berarti sampai masa pubertas. Kadar hormon estogen dan gonadotropin lainnya sangat rendah. Karena itu alat-alat geneta sampai pada saat ini tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti sampai permulaan pubertas.
2.4  Perubahan fiologis dan psikologis masa usia subur (remaja- dewasa)
Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak- kanak dan masa dewasa. Pubertas dimulai dengan awal berfungsinya ovarium da berakhir pada saat ovarium sudah berfugsi mantap dan teratur. Pubertas pada wanita mulai kira- kira pada umur 8- 14 tahun. Kejadian penting pada masa ini adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbul ciri- ciri kelamin sekunder, menarche, dan berubahan fisik. Perkembangan ini terutama disebabkan oleh estrogen.
Berbagai macam perubahan selama pubertas normal berjalan selama 1.5- 6 tahun, meliput:
a.    Thelarche (perkembangan payudara)
terjadi paling awal, kadang pada usia kurang dari 10tahun (8- 13 tahun).  Stadium perkembangan payudara diklasifikasikan menurut Tanner (1962). Payudara matang  dicapai sekitar usia 14- 15 taun (12- 18 tahun).
b.    Adrenarche/ pubarche (perkembangan rambut aksila/ bupis)
Mulai sekitar usia 11 tahun (10- 14 tahun). Mungkin juga menjadi tanda pubertas pertama, mendahului perkembangan payudara. Klasifikasi juga meurut Tanner (1962). Pertumbuhan rambut pubis dewasa di capai juga pada usia 14-15 tahun(12-18 tahun).
c.       Pertumbuhan tinggi badan lebih cepat (maximal growth) biasa terjadi 2 tahun sesudah thelarche atau 1 tahun sebelum menarche. Dipengaruhi growth hormone, estradiol dan insullin- like growth factor (IGF-I) atau somatomedin- C. Pertumbuhan bisa mencapai 5-10 cm dalam 1 tahun.
d.      Menarche (haid pertama)
Variasi normal antara usia 9- 16tahun, dengan rata- rata 12-13 tahun. Haid pertama umumnya anovulatior, iregular, ini dapat terjadi sampai selama 12 bulan. Dengan pertambahan usia, siklus haid normall makin teratur dan disertai ovulasi. Ovulasi dicetuskan dengan adanya feedback positif estrogen terhadap hipotalamus- pituitari, mengakibatkan terjadinya cetusan LH (LH surge) yang menstimulasikan ovulasi.
e.        Haid atau menstruasi
Haid adalah perdarahan dari uterus yang keluar melalui vagina selama 5-7 hari, dan terjadi setiap 22 atau 35 hari.  Yang merangsang menimbulkan haid adalah hormon FSH dan LH, prolaktin dari daerah otak dan hormon estrogen serta progesteron dari sel telur yang didalam keseimbangannya menyebabkan selaput lendir rahim tumbuh dan apabila sudah ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi hormon estrogen dan progesteron menurun dan terjadilah pelepasan selaput lendir dengan perdarahan terjadilah haid.ada 3 fase pada menstruasi, yaitu:
1.      Fase Folikuler
Fase folikuler dimulai dari hari ke- 1 sampai saat kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel didalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing- masing mengadung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.
Perdarahan mestruasi berlangsungan selama 3-7 hari, rata- rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasibiasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
2.      Fase Ovulatior
Fase ovulatior dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16- 32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.
3.      Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron.
Progestero menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang bari dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi.
2.5 Perubahan kejiwaan remaja
1.      Perubahan emosi : remaja lebih peka atau sensitif sehingga lebih mudah menangis, cemas, frustasi, bisa tertawa tanpa alasan yang jelas, selain itu mudah bereaksi bahkan agresif terhadap rangsangan luar yang mempengaruhinya.
2.      Perkembangan intelegensia : pada perkembangan ini remaja cenderung mmengembangkan cara berfikir abstrak dan ingin mengetahui hal-hal baru yang mendorong perilaky ingin mencoba-coba


    Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah sebagai berikut:
1.      Faktor Pribadi
     Setiap anak berkepribadian khusus. Keadaan khusus pada anak bisa menjadi sumber munculnya berbagai perilaku menyimpang. Keadaan khusus ini adalah keadaan konstitusi, potensi, bakat, atau sifat dasar pada anak yang kemudian melalui proses perkembangan, kematangan, atau perangsangan dari lingkungan, menjadi aktual, muncul, atau berfungsi (Lester, 2004).
Sehubungan dengan masalah pelajaran ini, perasaan-perasaan tertekan dan beban yang tidak sanggup dihadapi juga dapat timbul karena berbagai hal yang lain seperti berikut ini:
a.       Tuntutan dari pihak orang tua terhadap prestasi anak yang sebenarnya melebihi kemampuan dasar yang dimiliki anak.
b.      Tuntutan terhadap anak agar ia bisa memperlihatkan prestasi-prestasi seperti yang diharapkan orang tua.
c.       Tekanan dari orang tua agar anak mengikuti berbagai kegiatan, baik yang berhubungan dengan pelajaran-pelajaran sekolah maupun kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengembangan bakat dan minat.
d.      Kekecewaan pada anak karena tidak berhasil memasuki sekolah atau jurusan yang dikehendaki dan yang tidak dinetralisasikan dengan baik oleh orang tua. Kekecewaan yang berlanjut pada penilaian bahwa harga dirinya tidak perlu dipertahankan karena orang tua tidak mencintainya lagi.
     Dari uraian di atas, dijelaskan bahwa masalah yang berkaitan dengan masalah sekolah, masalah belajar, prestasi, dan potensi (bakat) bisa menjadi sumber timbulnya berbagai tekanan dan frustrasi. Hal tersebut dapat mengakibatkan reaksi-reaksi perilaku nakal atau penyalahgunaan obat terlarang (Libert, 2003).
2.      Faktor Keluarga
     Keluarga adalah unit sosial yang paling kecil dalam masyarakat. Lingkungan keluarga berperan besar karena merekalah yang langsung atau tidak langsung terus-menerus berhubungan dengan anak, memberikan perangsangan (stimulasi) melalui berbagai corak komunikasi antara orang tua dengan anak (Prawirosudirjo, 2003).
3.      Lingkungan Sosial dan Dinamika Perubahannya
     Lingkungan sosial dengan berbagai ciri khusus yang menyertainya memegang peranan besar terhadap munculnya corak dan gambaran kepribadian pada anak. Kesenjangan antara norma, ukuran, patokan dalam keluarga dengan lingkungannya perlu diperkecil agar tidak timbul keadaan timpang atau serba tidak menentu, suatu kondisi yang memudahkan munculnya perilaku tanpa kendali, yakni penyimpangan dari berbagai aturan yang ada. (Ellis, 2001).
     Lingkungan pergaulan anak adalah sesuatu yang harus dimasuki karena di lingkungan tersebut seorang anak bisa terpengaruh ciri kepribadiannya, tentunya diharapkan terpengaruh oleh hal-hal yang baik. Di samping itu, lingkungan pergaulan adalah sesuatu kebutuhan dalam pengembangan diri untuk hidup bermasyarakat. Karena itu, lingkungan sosial sewajarnya menjadi perhatian kita semua, agar bisa menjadi lingkungan yang baik, yang bisa meredam dorongan-dorongan negatif atau patologis pada anak maupun remaja (Santrock, 2002).
2.6  Usia Subur
Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira- kira 23 tahun haid masa ini paling teratur dan siklus alat genita bermakna menentukan kehamilan. Masa subur ini terjadi sekitar 5 hari setelah menstruasi dan masa subur ini berlangsung selama 1 minggu.
























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perubahan fisiologis dan psikologis wanita pada setiap fase dalam siklus reproduksinya dipengaruhi oleh organ organ reproduksinya. Perubahan masa dari bayi ke masa anak, anak ke masa remaja hingga masa dewasa juga di pengaruhi oleh bagaimana perkembangan organ reproduksinya.

3.2 Saran
     Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan pendidikan kesehatan dalam perawatan dan menjaga kesehatan reproduksi.


















DAFTAR PUSTAKA


Marmi, 2014. Kesehatan Reproduksi. Pustaka Belajar. Yogyakarta
Yanti, 2011. Kesehatan Reproduksi Buku Ilmu Kebidanan, Yogyakarta.




 














Tidak ada komentar:

Posting Komentar