Makalah Perubahan Fisiologis
dan Psikologis Wanita Pada Setiap Fase dalam Siklus Reproduksinya
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IKD III
DosenPembimbing
: SeptiKurniawati, SST

Disusun Oleh :
Kelompok
1
AKES RUSTIDA
PRODI
D-III KEBIDANAN
KRIKILAN-GLENMORE
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul “PERUBAHAN
FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS WANITA PADA SETIAP FASE DALAM SIKLUS REPRODUKSINYA”
dapat terselesaikan. Makalah ini kami buat untuk menambah pengetahuan bagi
pembaca tentang kesehatan reproduksi.
Dengan terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada
Septi Kurniawati,SST. selaku
pembimbing dan dosen mata kuliah IKD III Akademi Kesehatan Rustida,
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini
pada lain kesempatan.
Krikilan,24 Maret 2015
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………...1
1.3 Tujuan………………………………………………………….....1
1.3.1... Tujuan Umum………………………………………………..1
1.3.2... Tujuan Khusus……………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Anatomi sistem reproduksi wanita……………………………...2
2.1.1 Organ-organ eksternal Reproduksi…………………………..2
2.1.2 Organ-organ internal Reproduksi……………………………4
2.2
Hormon yang
berperan dalam sistem reproduksi ……………...5
2.3
Perubahan
fisiologis dan psiologis masa bayi dan anak………..7
2.4
Perubahan
fisiologis dan psikologis masa usia subur …...…….8
2.5
Perubahan kejiwaan
remaja…………………………………....11
2.6
Usia
subur………………………………………………………13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................14
3.2
Saran…………………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya kehidupan
manusia selalu berjalan seiring dengan waktu yang terus
berputar. Dalam menjalani kehidupannya, manusia mengalami suatu proses yang
sangat panjang, dimulai dari masa bayi hingga menginjak masa dewasa. Namun
kehidupan manusia tidaklah monoton, artinya dalam setiap jenjang kehidupannya
manusia akan mengalami perubahan-perubahan yang terjadi lambat tetapi pasti
baik dari segi fisik maupun psikisnya. Antara pria dan wanita, mengalami
siklus kesehatanyang berbeda, siklus kesehatan wanita dirasa lebih rumit dari
pada siklus kesehatan pria. Hal ini salah satunya dikarenakan pria dan
wanita mempunyai organ reproduksi yang berbeda. Oleh karena itu siklus
kesehatan antara pria dan wanita tidaklah sama.
1.2 Rumusan
masalah
1. Bagaimana anatomi reproduksi wanita?
2. Hormon apa yang mempengaruhi fungsi reproduksi?
3. Bagaimana perubahan fisiologis dan psikologis bayi dan
anak?
4. Bagaimana perubahan fisiologis pada usia subur?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Menjelaskan perubahan fisiologis dan psikologis wanita pada setiap fase dalam siklus reproduksinya.
1.3.2 Tujuan khusus
1.
Menjelaskan anatomi reproduksi wanita.
2.
Menjelaskan hormon yang mempengaruhi fungsi reproduksi.
3.
Menjelaskan perubahan fisiologis dan psikologis bayi dan
anak.
4.
Menjelaskan perubahan fisiologis pada usia subur
(remaja-dewasa)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi sistem reproduksi wanita
Tugas
utama dari sistem reproduksi wanita adalah untuk menghasilkan ovum, menerima
sperma dari rumah penis dan memberikabn nutrisi embrio berkembang (janin),
melahirkan dan menghasilkan susu untuk memberi makan anak.
Anatomi sisem reproduksi wanita dibagi menjadi 2,
yaitu:
2.1.1. Organ- organ
eksternal, terdiri dari:
1. Vulva
Berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari
muka kebelakang dan dibatasi dimuka oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua
bibir kecil, dan dibelakang oleh perineum. Divulva 1-1,5cm dibawah klitoris
ditemukan orifisium uretra eksternum (lubang kemih) berbentuk membujur 4-5mm.
Tidak jauh dari lubang kemih dikiri dan dikanan bawahnya dapat dilihat ostia
skene (analog dengan prostat laki-laki) Dikiri dan kanan bawah dekat fossa
navikulare terdapat kelenjar bartholin, dengan ukuran diameter 1cm, pada koitus
mengeluarkan getah lendir.
2. Mons pubis
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis. Berfungsi untuk
melindungi organ genetalia dari organnisme.
3.
Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis kearah bawah dan
belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum
pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di
bagian bawah perineum, labia mayor menyatu (pada commisura posterior).
Berfungsi melindungi struktur alat kelamin yang berda di dalam dengan cara
menutup.
4.
Labia minora
Suatu lipatan tipis
dari kulit sebelah dalam labia mayora. Kedepan kedua bibir kecil bertemu dan
membentuk diatas klitoris preputium klitoridis dan di bawah klitoris frenulum
klitoridis,kebelakang kedua bibir kecil juga bersatu dan membentuk fossa
navikulare. Berfungsi sebagai saluran urine, pembukaan kelenjar bartolin dan
juga skene atau festibula.
5. Klitoris
Merupakan
suatu bangunan sebesar kacang ijo yang terdiri dari : glan klitoris,korpus
klitoris,krura klitoris. Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan karena
banyak mengandung pembuluh darah dan serat saraf. Berfungsi untuk menstimulasi
dan meningkatkan ketegangan seksual.
6.
Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral
labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/ orificium,
yaitu orificium urethrae externun, introitus veginae, ductus glandulae
bartholonii kanan- kiri dan duktus skene kanan- kiri. Antara fourchet dan
vagina terdapat fossa navicularis. Berfungsi untuk memproduksi lendir yang
berfungsi sebagai pelumas.
7.
Introitus vagina
Terletak dibagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgin
tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput darah/ hymen, utuh tanpa
robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi,
dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum, atau fibriae.
Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan dan bentuk lubang menjadi
tidak beraturan dengan robekan)
2.1.2. Organ- organ
internal, terdiri dari:
1.
Vagina
Adalah tabung berotot memanjang dari
uterus keluar tubuh. Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi
cervix uteri dibagian kranial dorsal sampai ke vulva dibagian kaudal ventral.
Fungsi vagina adalah untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan
lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari
duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar
cervix uteri.
2.
Serviks (portio, kanalis servikalis)
Bagin terbawah uterus, terdiri dari pars
veginalis(perbatasan/ menembus dinidng dalam vagina) dan pars supravaginalis.
Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat, dan elastin.
Berfungsi untuk membantu perjalanan sperma menuju ke rahim
3.
Uterus
(rahim)
Adalah organ dimana janin berkembang dan
menerima nutrisi dan oksigen. Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir,
dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat
implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Terdiri dari corpus, fundus, cornu,
isthmus dan serviks uteri
4.
Dua tuba fallopi (saluran telur)
Embriologik uterus dan tuba berasal
dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,
panjang 8-14 cm.
Berfungsi sebagai jalan
transportasi ovum dari ovarium sampaicavum uteri, tempat terjadinya fertilisasi, Saluran
yang mengeluarkan hasil konsepsi, Fimbria mengangkat ovum yang keluar dari
ovarium. Terdiri dari pars interstitialis, pars
isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik
silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya
5.
Dua ovarium (indung telur)
Organ endokrin berbentuk oval, terletak
di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, fungsi
ovarium adalah untuk ovulasi dan memproduksi hormon, dan sebagai tempat utama
produksi hormon seks steroid (estrogen, progesteron, dan adtrogen dalam jumlah
yamg dibutuhkan untuk pertumbuhan perkembangan dan fungsi wanita normal).
2.1.3 Organ
reproduksi ekstra gonadal
1) Payudara
Fungsi utama
payudara adalah laktasi, di pengaruhi oleh hormone prolaktin dan oksitosin
pasca persalinan. Kulit daerah payudara sensitive terhadap rangsang, termasuk
sebagai sexually responsive organ. Payudara terletak di dinding depan fasia
superfisialis antara tulang dada sampai tulang iga ke enam,bentuknya cembung
kedepan berfariasi dan di tengah nya terdapat putting yang terdiri dari kulit
dan jaringan erektil. Selain sebagai laktasi payudara juga berfungsi sebagai
reproduksi asi untuk nutrisi bayi
2.2 Hormon- Hormon
Yang Berperan Dalam Fungsi Sistem Reproduksi
2.2.1 Hormon- hormon
reproduksi
a.
GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus
ditolak. Fungsi GnRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone)
di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpn
balik ke hipotalamus sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah, begitupun
sebaliknya.
b.
FSH (Folikel Stimulating Hormone)
Diprodusi oleh sel sel basal hipofisis anterior,
sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan pada pematangan
folikel san sel- sel granulosa di ovarium wanita
c.
LH (Luteinizing Hormone)
Diproduksi di sel- sel kromofob hipofisis anterior.
Bersama FSH, LH. Berfungsi memicu perkembangan folikel (sel sel teka dan sel
sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di peprtengahan siklus
(LH- surge).
d.
LTH (Lactotrophic Hormone)
Diprodusi di hipofisis anterior, berfungsi untuk
memicu atau meningkatkan produksi dan sekresi air susu oeh kelenjar payudara.
Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi
funsi korpus luteum.
e.
Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis
dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol.
Estrogen berguna untuk pembentukan ciri- ciri perkembangan seksual pada wanita
yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan, dll. Estrogen juga
berguna pada siklus menstruasi dengan bentuk ketebalan endometrium, menjaga
kualitas dan kuantitas cairan serviks dan vagina sehingga sesuai untuk
penetrasi sperma.
f.
Progesterone
Hormon ini di produksi oleh korpus luteum. Progesterone
berfungsi untuk mempertahankan ketebalan endometrium sehinggga dapat menerima
implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal
kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
g. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usiakehamilan 3-4 minggu oleh
jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan
10- 12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ ml), kemudian turun pada
trimester kedua (sekitar 1000 mU/ ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ke III
(sekitar 10.000 mU/ml). berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus uterus dan produksi hormon- hormon steroid
terutama pad masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunoloik.
Deteksi HCG pada darah atau urin dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan
adanya kehamilan.
2.3 Perubahan fisiologis dan psikologis
masa bayi dan anak
2.3.1 fisiologis sistem reproduksi bayi dan anak
a)
Masa bayi
Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan
yang ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan
perubahan dalam kebutuhan zat gizi (Notoatmodjo, 2007). Selama periode ini,
bayi sepenuhnya tergantung pada perawatan dan pemberian makan oleh ibunya.
Nursalam, dkk (2005) mengatakan bahwa
tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi menjadi masa neonatus dengan usia
0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan usia 29 hari-12 bulan. Masa bayi
merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi
terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya
organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi akan mengalami pertumbuhan yang
sangat cepat (Perry & Potter, 2005).
Folikel
promodial (bakal telur) dikedua ovarium telah lengkap, yakni sebnyak
750.000 butir telur dan tidak dapat bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya.
Alat kelamin luar dan dalam sudah terbentuk. Pada minggu pertama dan kedua,
bayi masih mengalami pengaruh estrogen dari ibunya.
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Supariasa (2001) mengatakan pertumbuhan dipengaruhi oleh dua
faktor utama yaitu faktor internal seperti biologis, termasuk genetik, dan
faktor eksternal seperti status gizi.
1. Faktor
Internal (Genetik)
Faktor internal (genetik) antara lain termasuk berbagai
faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau
suku bangsa. Apabila potensi genetik ini dapat berinteraksi dengan baik dalam
lingkungan, maka pertumbuhan optimal akan tercapai (Supariasa, 2001).
2. Faktor
Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan antara
lain keluarga, kelompok teman sebaya, pengalaman hidup, kesehatan lingkungan,
kesehatan prenatal, nutrisi, istirahat, tidur dan olah raga, status kesehatan,
serta lingkungan tempat tinggal (Perry & Potter, 2005).
Wong,
dkk (2008) mengatakan bahwa nutrisi memiliki pengaruh paling penting pada
pertumbuhan. Bayi dan anak-anak memerlukan kebutuhan kalori relatif besar, hal
ini dibuktikan dengan peningkatan tinggi dan berat badan.
b)
Masa kanak-
kanak
Pertumbuhan alat kelamin tak memperlihatkan
pertumbuhan berarti sampai masa pubertas. Kadar hormon estogen dan gonadotropin
lainnya sangat rendah. Karena itu alat-alat geneta sampai pada saat ini tidak
memperlihatkan pertumbuhan yang berarti sampai permulaan pubertas.
2.4 Perubahan
fiologis dan psikologis masa usia subur (remaja- dewasa)
Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-
kanak dan masa dewasa. Pubertas dimulai dengan awal berfungsinya ovarium da
berakhir pada saat ovarium sudah berfugsi mantap dan teratur. Pubertas pada
wanita mulai kira- kira pada umur 8- 14 tahun. Kejadian penting pada masa ini
adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbul ciri- ciri kelamin sekunder,
menarche, dan berubahan fisik. Perkembangan ini terutama disebabkan oleh
estrogen.
Berbagai macam perubahan selama pubertas normal
berjalan selama 1.5- 6 tahun, meliput:
a.
Thelarche (perkembangan payudara)
terjadi paling awal, kadang pada usia kurang dari
10tahun (8- 13 tahun). Stadium perkembangan payudara diklasifikasikan menurut
Tanner (1962). Payudara matang dicapai sekitar usia 14- 15 taun (12- 18
tahun).
b.
Adrenarche/ pubarche (perkembangan rambut
aksila/ bupis)
Mulai sekitar usia 11 tahun (10- 14 tahun). Mungkin
juga menjadi tanda pubertas pertama, mendahului perkembangan payudara.
Klasifikasi juga meurut Tanner (1962). Pertumbuhan rambut pubis dewasa di capai
juga pada usia 14-15 tahun(12-18 tahun).
c.
Pertumbuhan tinggi badan lebih cepat
(maximal growth) biasa terjadi 2 tahun sesudah thelarche atau 1 tahun sebelum
menarche. Dipengaruhi growth hormone, estradiol dan insullin- like growth
factor (IGF-I) atau somatomedin- C. Pertumbuhan bisa mencapai 5-10 cm dalam 1
tahun.
d.
Menarche (haid pertama)
Variasi normal antara usia 9- 16tahun, dengan rata-
rata 12-13 tahun. Haid pertama umumnya anovulatior, iregular, ini dapat terjadi
sampai selama 12 bulan. Dengan pertambahan usia, siklus haid normall makin
teratur dan disertai ovulasi. Ovulasi dicetuskan dengan adanya feedback positif
estrogen terhadap hipotalamus- pituitari, mengakibatkan terjadinya cetusan LH
(LH surge) yang menstimulasikan ovulasi.
e.
Haid atau menstruasi
Haid adalah perdarahan dari uterus yang
keluar melalui vagina selama 5-7 hari, dan terjadi setiap 22 atau 35
hari. Yang merangsang menimbulkan haid adalah hormon FSH dan LH,
prolaktin dari daerah otak dan hormon estrogen serta progesteron dari sel telur
yang didalam keseimbangannya menyebabkan selaput lendir rahim tumbuh dan
apabila sudah ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi hormon estrogen dan
progesteron menurun dan terjadilah pelepasan selaput lendir dengan perdarahan
terjadilah haid.ada 3 fase pada menstruasi, yaitu:
1.
Fase Folikuler
Fase folikuler dimulai dari hari ke- 1
sampai saat kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi).
Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel
didalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat
sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing- masing
mengadung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya
hancur.
Perdarahan mestruasi berlangsungan selama 3-7 hari,
rata- rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah
menstruasibiasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
2.
Fase Ovulatior
Fase ovulatior dimulai ketika kadar LH
meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan
dalam waktu 16- 32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.
3.
Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan
berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang
pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah
besar progesteron.
Progestero menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat
selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang bari dimulai.
Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi.
2.5 Perubahan kejiwaan remaja
1.
Perubahan emosi : remaja lebih peka atau
sensitif sehingga lebih mudah menangis, cemas, frustasi, bisa tertawa tanpa
alasan yang jelas, selain itu mudah bereaksi bahkan agresif terhadap rangsangan
luar yang mempengaruhinya.
2.
Perkembangan intelegensia : pada
perkembangan ini remaja cenderung mmengembangkan cara berfikir abstrak dan
ingin mengetahui hal-hal baru yang mendorong perilaky ingin mencoba-coba
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah sebagai berikut:
1.
Faktor
Pribadi
Setiap anak berkepribadian
khusus. Keadaan
khusus pada anak bisa menjadi sumber munculnya berbagai perilaku menyimpang.
Keadaan khusus ini adalah keadaan konstitusi, potensi, bakat, atau sifat dasar
pada anak yang kemudian melalui proses perkembangan, kematangan, atau
perangsangan dari lingkungan, menjadi aktual, muncul, atau berfungsi (Lester, 2004).
Sehubungan
dengan masalah pelajaran ini, perasaan-perasaan tertekan dan beban yang tidak
sanggup dihadapi juga dapat timbul karena
berbagai hal yang lain seperti berikut ini:
a.
Tuntutan
dari pihak orang tua terhadap prestasi anak yang sebenarnya melebihi kemampuan
dasar yang dimiliki anak.
b.
Tuntutan
terhadap anak agar ia bisa memperlihatkan prestasi-prestasi seperti yang
diharapkan orang tua.
c.
Tekanan dari
orang tua agar anak mengikuti berbagai kegiatan, baik yang berhubungan dengan
pelajaran-pelajaran sekolah maupun kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan
dengan pengembangan bakat dan minat.
d.
Kekecewaan
pada anak karena tidak berhasil memasuki sekolah atau jurusan yang dikehendaki
dan yang tidak dinetralisasikan dengan baik oleh orang tua. Kekecewaan yang
berlanjut pada penilaian bahwa harga dirinya tidak perlu dipertahankan karena
orang tua tidak mencintainya lagi.
Dari uraian di atas, dijelaskan bahwa masalah yang berkaitan dengan masalah sekolah, masalah belajar,
prestasi, dan potensi (bakat) bisa menjadi sumber timbulnya berbagai tekanan
dan frustrasi. Hal tersebut
dapat mengakibatkan reaksi-reaksi perilaku nakal atau penyalahgunaan obat
terlarang (Libert, 2003).
2.
Faktor
Keluarga
Keluarga adalah unit sosial
yang paling kecil dalam masyarakat. Lingkungan keluarga berperan besar karena merekalah yang langsung atau
tidak langsung terus-menerus berhubungan dengan anak, memberikan perangsangan
(stimulasi) melalui berbagai corak komunikasi antara orang tua dengan anak (Prawirosudirjo,
2003).
3.
Lingkungan
Sosial dan Dinamika Perubahannya
Lingkungan sosial dengan
berbagai ciri khusus yang menyertainya memegang peranan besar terhadap
munculnya corak dan gambaran kepribadian pada anak. Kesenjangan antara norma, ukuran, patokan dalam keluarga dengan
lingkungannya perlu diperkecil agar tidak timbul keadaan timpang atau serba
tidak menentu, suatu kondisi yang memudahkan munculnya perilaku tanpa kendali,
yakni penyimpangan dari berbagai aturan yang ada. (Ellis,
2001).
Lingkungan pergaulan anak
adalah sesuatu yang harus dimasuki karena di lingkungan tersebut seorang anak
bisa terpengaruh ciri kepribadiannya, tentunya diharapkan terpengaruh oleh
hal-hal yang baik. Di samping
itu, lingkungan pergaulan adalah sesuatu kebutuhan dalam pengembangan diri
untuk hidup bermasyarakat. Karena itu, lingkungan sosial sewajarnya menjadi perhatian kita semua, agar
bisa menjadi lingkungan yang baik, yang bisa meredam dorongan-dorongan negatif
atau patologis pada anak maupun remaja (Santrock, 2002).
2.6
Usia Subur
Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung
kira- kira 23 tahun haid masa ini paling teratur dan siklus alat genita bermakna
menentukan kehamilan. Masa subur ini
terjadi sekitar 5 hari setelah menstruasi dan masa subur ini berlangsung selama
1 minggu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perubahan fisiologis dan psikologis wanita pada setiap fase dalam siklus
reproduksinya dipengaruhi oleh organ organ reproduksinya. Perubahan masa
dari bayi ke masa anak, anak ke masa remaja hingga masa dewasa juga di
pengaruhi oleh bagaimana perkembangan organ reproduksinya.
3.2 Saran
Diharapkan dengan makalah ini dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga
dapat memaksimalkan kita untuk memberikan pendidikan kesehatan dalam perawatan
dan menjaga kesehatan reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Marmi, 2014. Kesehatan Reproduksi. Pustaka Belajar. Yogyakarta
Yanti, 2011. Kesehatan Reproduksi Buku Ilmu Kebidanan,
Yogyakarta.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-nurhendif-5401-2-babii.pdf (diakses 25 maret 2015 jam 14:35)
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/sistesis_fungsi_dan_interpretasi_hormon_reproduksi.pdf (diakses 25 maret 2015 jam 15:23)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27110/Chapter%20II.pdf?sequence=4 (diakses 25 maret 2015 jam 13:50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar